PDM Kota Bogor - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Bogor
.: Home > Artikel

Homepage

Estafet Kepemimpinan Muhammadiyah di Kota Bogor

.: Home > Artikel > PDM
28 Januari 2016 19:00 WIB
Dibaca: 1650
Penulis : M. Khoerul Hadits, S. Pd.. (Sekretaris Panti Putra Darushsholihin)

 

 
            Berbicara tentang organisasi Da’wah di Indonesia. Muhammadiyah adalah salah satu organisasi terbesar di Indonesia, bahkan Muhammadiyah memiliki cabang-cabang Istimewa di Luar Negri. Dan bukan hanya itu, dalam sejarah tercatat Muhammadiyah adalah salah satu lembaga tertua yang berdiri di Indonesia ini sebelum Negara ini meredeka, berdiri pada tanggal 18 November 1912 M yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan yang pada saat itu berkedudukan di Yogyakarta tepatnya di Kauman.
 
 
            Bagaikan sebuah daun yang kering dan terjatuh dari pohon, pastilah akan digantikan pada musimnya jua oleh dedaun yang muda yang tumbuh disekitarnya. Bagaikan sebuah pohon yang sudah tua dan akan mati, dengan sendirinya pastilah akan digantikan dengan phon pohon yang baru disekitarnya, dan itu sudah sunnatullah yang harus terjadi dan akan terus terjadi. Taklama ini, pucuk Pimpinan Muhammadiyah yang baru telah terpilih melalui Muktamar Muhammadiyah ke-47 dilaksanakan pada 3-7 Agustus 2015 di Makasar. Dr. Haedar Nashir terpilih sebagai Pimpinan yang baru Menggantikan Prof. Dr. Din Syamsuddin. MA.
 
 
            Maka begitu pula yang akan dilakukan oleh Pimmpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bogor, Panitia Musda Muhammadiyah telah menetapkan tanggal 31 Desember 2015 Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bogor akan mengadakan Acara MUSDA atau Musyawarah Daerah ke-3 yang mana didalamnya akan menentukan pucuk pimpinan dan siapa saja orang yang terpilih menjadi pimpinan dalam organisasi Muhammadiyah di Kota Bogor ini.
 
 
            Pastinya dari kita pernah mendengar istilah dalam bahasa arab yang berbunyi ("كُلُّكُمْ رَاعٍ وَ كُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَتِهِ"  )  yang mungkin bisa kita artikan sebagai berikut, “setiap dari kita adalah pemimpin dan kita akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kita”. Menarik sekali bila kepemimpinan ini dikaitkan dengan sebuah organisasi, maka kriteria seperti apa yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin terutama oleh pemimpin organisasi yang berbasis Islam?.Banyak kita temukan dalam buku tentang kepemimpinan dalam islam, salah satunya buku yang dikarang oleh Prof. Dr. Hadari nawawi., yang berjudul kepemimpinan menurut islam, maka bisa kita simpulkan minimal ada 4 kriteria kepemimpinan dalam Islam yang harus dimiliki seseorang, sebagai berikut.
 
 
            Yang pertama adalah Shidqu atau kebenaran atau keteguhan. Seorang pemimpin sebagai sorang figur sentral suatu lembaga haruslah bertidak dan bersifat benar baik itu perbuatan maupun ucapan, benar yang dimaksudkan sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan Al Hadits yang haq. Dan seorang pemimpin harus memiliki keteguhan dalam menjalankan kebenaran itu, sebagai mana khususnya Muhammadiyah memiliki keyakinan dan berpegang teguh terhadap prinsip Amar ma’ruf Nahi Munkar, menyerukan kebaikan dan memerangi suatu kemungkaran, ketidak adilan dan kedzoliman. Adanya kesesuain perkataan dan tindakan merupakan suatu hal yang mutlak bagi seorang pemimpin, karena integritas moral seorang pemimpina adalah aset bagi sebuah organisasi dan begitu pula disintegritas pemimpin adalah sebuah bencana yang dapat membawa organisasi tersebut kepada kehancuran.
 
 
            Dalam tatanan kepemimpinan Ormas Islam sekarang ini sering kita temui tidak adanya cerminan Assidqu atau keteguhan seorang pemimpin ketika dihadapkan kepada suatu masalah yang menyangkut kususnya dalam pemerintahan. Para pemimpin Ormas Islam nasional maupun lokal lebih condong untuk tunduk dan taat kepada pemerintah yang thagut dikarnakan adanya kedekatan dengan kekuasaan. Gambaran seperti itu dikarnakan tidak ada sifat sidqu pada seorang pemimpin maka akan menimbulkan sifat ketidak beranian dalam bertindak untuk menentukan dan mengambil keputusan secara cepat dan tepat terutama diinternal organisasi yang dipimpin, meskipun itu sangat beresiko. Sifat berani mengambil keputusan yang beresiko inilah yang jarang kita temukan dalam kepemimpian saat ini padahal sifat berani bertindak cepat dan tepat untuk mengambil keputusan sangatlah penting demi kemajuan lembaga yang dipimpin. Jika sifat itu tidak terdapat pada seorang pemimpin, maka itu dapat menghambat tumbuh kembangnya suatu organisasi. Dikarnakan sosok pemimpin seperti ini hanya mencari aman terhadap kepemimpinannya dan enggan  menggambil keputusan yang beresiko yang berdampak pada kepemimpinannya.
 
 
            Selanjutnya, pemimpin harulah memiliki sifat Amanah atau kepercayaan. Kepercayaan yang dibebankan dan diberikan oleh seorang pengikut kepada pemimpin haruslah dijaga dengan baik, karena jabatan hanyalah amanah yang diberikan kepada pemimpin yang suatu saat akan dimintai pertanggunjawabannya. Bukan sekedar itu amanah yang haqiqi adalah amanah dari Allah Swt yang haruslah seorang pemimpin jaga dan pelihara, karena hakekat penciptaan manusia dijelaskan dalam Al Qur’an 2: 30. Yang mana tugas manusia didunia ini adalah sebagai Khalifah dimuka bumi, dan juga bertugas untuk selalu senantiasa menjaga bumi tempat tinggalnya. Dalam Ayatlain menjelaskan “dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluknya” (QS. Ar-rahman;10). Maka sifat amanh yang dimiliki para pemimpin sangatlah penting khusnya dalam sebuah organisasi.
 
 
            Jika kita menarik sifat ini keranah kepemimpinan yang bersifat lokal, terkadang para pemimpin selalu mengedepankan egosentrisnya. Memanfaatkan jabatan sebagai pendongkrak popularitas pribadi, karir, dan terkadang juga pemimpin hanya melihat dari segi keuntungan pribadi yang didapat, dibandingkan kepentingan lembaga itu sendiri. Dan bahkan terkadang lebih memilih mengorbankan lembaga dibanding kepentingan pribadinya. Cerminan pemimpinan seperti ini mencerminkan kepemimpinan yang tidak amanah dan tidak memiliki komitmen yang tinggi terhadap kemajuan suatu lembaga yang ia pimpin dikarnakan ketidak amanahan dan sedikit berkorban bahkan enggan berkorban terhadap lembaga yang dipimpin.
 
 
            Sifat selanjutnya yang harus dimiliki pemimpin yaitu Fathonah, fathonah juga dapat diartikan kecakapan, kepintaran dan kehandalan. Seorang pemimpin haruslah cakap dalam segalahal. Terutama kecakapan dalam berinteraksi, berkomunikasi dan meyakinkan seseorang khususnya para pemengikutnya. Dikarnakan seorang pemimpin memiliki tanggungjawab terhadap jalannya suatu roda organisasi yang dipimpin. Dan haruslah seorang pemimpin dapat menggerakan dengan seoptimal mungkin semua lini organisasi, agar dapat melakukan langkah langkah yang dapat mengarahkan para pengikut untuk berkerja mencapai pada vissi dan missi lembaga atau organisasi tersebut.
 
 
            Oleh karena itu, seorang pemimpin juga harus memiliki wawasan intelektual yang memumpuni tanpa wawasan dan ilmu yang dimiliki mustahil sebuah lembaga atau organisasi dapat berjalan dengan baik dan mencapai kepada pencapaian dalam bentuk program kerja yang dilaksanakan. Oleh karenaitu pemimpin haruslah memiliki sifat “bastotan fil ilmi wa bastotan fil jismi” yang mana dapat diartikan bahwa pemimpin selain harus memiliki raga yang kuat dan sehat pemimpin juga harus memiliki wawasan yang luas. Maka dalam kecakapan dan kepintaran yang dimiliki seorang pemimpin akan dengan handal memimpin sebuah lembaga dan organisasi, karena telah terpenuhinya intelektualitas, etika moralitas, dan estetika. Yangmana berkesuaian dengan teori trait Keith David yaitu; intelegensia, kematangan sosial, keinginan yang kuat dan memiliki komunikasi yang baik. Dan seorang pemimpin haruslah handal, dalam artian memiliki kepiawaian dan seni dalam memimpin, bertindak dan menempatkan sesuatu pada tempatnya dan diwaktu yang tepat.
 
 
            Dapat disimpulakan, dalam kepemimpinan Ormas Islam haruslah memiliki pengetahuan yang memumpuni terutama pengetahuan agama yang baik sebagai representatife sebuah lembaga yang dipimpin. Kecakapan yang dimiliki pastilah berkesesuaian dengan ilmu yang dimiliki, dengan sendirinya kehandalan dalam memimpin akan terlihat. Pastilah seorang pemimpin akan berwibawa dan disegani apabila memiliki sifat fathonah, karena sesungguhnya Allah mengakat derajat orang yang beriman dan berilmu, yang bersusuian dengan firman Allah Swt, “niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS. Al Mujadalah;58).
 
 
            Sifat yang terahkir yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah Tabligh, tabligh dapat diartikan penyampaian yang jujur dan dapat dipertanggug jawabkan kebenarannya. Dalam artian seorang pemimpin dituntut harus transfarans, akuntabilitas dalam segala program yang dilaksanakan, sehingga adanya keterbukaan dalam kepemimpinannya, apabila itu terpenuhi maka kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Jika seorang pemimpin tidak memiliki sifat tabligh ini maka besar kemungkinan dia akan mendapat serangan berupa fitnah-fitnah yang terjadi dan tuduhan-tuduhan yang dapat memojakan pribadi maupun lembaga yang dipimpin. Hal-hal seperti inilah yang banyak terjadi dilembaga pada umumnya.
 
 
            Ketidak transfaranan dan akuntabilitas inilah yang dapat  menggiring sebuah lembaga terhadap perpecahan internal itu sendiri. Sebaliknya dengan sistem keterbukaan dan transfaransi maka dengan sendirinya akan terhindar dari hal hal yang bisa menimbulkan kerugian pribadi maupun lembaga yang dipimpin. Dalam pelaksanaannya, masih banyak kita temui pemimpin yang tidak transfaran dan akuntabilitas dalam kepemimpinannya disuatu lembaga atau organisasi. Bukan karena kelemahan yang dimilikinya, akan tetapi karena ingin  keburukan dan kebusukannya tetap tertutupi dan tidak terekpos.
 
 
            Maka sepatutnya dalam kepemimpinan sifat tabligh adalah sifat yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin lembaga, mau atupun tidak mau semasa kepemimpinannya ataupun selepas berakhirnya kepemimpinan, seorang pemimpin harus mempertanggungjawabkan segala sesuatunya. Seperti banyak kita ketahui, dalam ajaran islam apabila seorang pemimpin sampai akhir kepemimpinannya tidak memiliki sifat tabligh, tidak transfaran dan akuntabel dalam kepemimpinannya. Maka sesungguhnya Allah maha meihat dan sebaik baiknya pembalas. Allah berfirman, “dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”, (Qs. Al Zaljalah:8).
 
 
            Dari tulisan diatas, dapat disimpulkan bahwa ke-4 sifat tersebut adalah hal yang harus ada dalam setiap jiwa pemimpin terutama Ormas Islam. Pertanyaanya sudahkan ada keriteria tersebut terhadapa calon pemimpin atau para pemimpin kita?. Shidiq,dengan kebenaran dan keberaniannya mengambil resiko meskipun sulit. Amanah, dengan mengedepankan kepentingan lembaga diatas kepentingan pribadi dan rela berkorban.Fathonah, dengan keislaman dan kecakapan akhlaknya dalam seni memimpin dan meng-organisir. Tabligh, dengan segala pertanggungjawabannya atas apa yang dipimpin. Ada sebuah pepatah dari belanda Leiden is Lijden”  yang mana dapat diartikan memimpin adalah menderita. Akhirnya, hanya kata selamat dan sukses atas penyelenggaraan Musda PD Muhammadiyah Kota Bogor Ke-5, pada tanggal 31 Januari 2016 M.
 
 
Wallahu A’lam, Fastabiqul Khairat.
 
 
 

Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori :

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website