PDM Kota Bogor - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Bogor
.: Home > Artikel

Homepage

KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN DAN KEMULIAANNYA

.: Home > Artikel > PDM
24 Mei 2018 16:40 WIB
Dibaca: 2132
Penulis : Drs. Madropi,M.Pd Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bogor

KEISTIMEWAAN BULAN  RAMADHAN DAN KEMULIAANNYA
 
Ramadhan berasal dari bahasa Arab, Jamaknya ramadhanat atau armidha. Bulan kesembilan dari  tahun baru Hijrah. Menurut pengertian bahasa, ramadhan berarti amat panas. Nama ini diberikan oleh orang arab pada bulan kesembilan, karena pada bulan tersebut padang pasir sangat panas oleh terik matahari. Hal ini sesuai  dengan kebiasaan bangsa arab zaman dahulu dengan memindahkan suatu istilah dari bahasa asing ke bahasa mereka yang sesuai dengan keadaan yang terjadi pada masa tersebut. Misalnya, pada bulan ke sembilan itu udara sangat panas, maka bulan tersebut mereka namakan Ramadhan. Dalam Islam, bulan Ramadhan mempunyai makna yang istimewa dan kedudukan yang mulia, karena dalam bulan ini banyak peristiwa yang  amat penting, istimewa dan mulia.

 

Bulan ramadhan adalah: Bulan diwajibkannya  umat Islam berpuasa. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183, “Wahai orang-orang yang beriman , diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, mudah-mudahan kamu bertakwa”.

 

 Menurut Abdullah Bin Mas’ud sahabat Rasulullah yang terkenal ahli Tafsir, bahwa apabila Allah SWT memanggil kepada orang yang beriman, orang yang beriman akan  siap dan mampu menjalankannya walaupun itu suatu perintah atau larangan, panggilan itu adalah perintah untuk menjalankan ibadah puasa.
 
 
Ibadah puasa bukan hanya diwajibkan kepada Umat Nabi Muhammad  saja, Umat Nabi sebelum kita pun berpuasa, seperti puasanya Nabi Musa 40 hari, puasa Nabi Daud sehari puasa sehari tidak dalam satu tahun 6 bulan, bahkan ada puasa yang lebih berat lagi, yaitu puasa nazar  Nabi Zakaria  selain tidak boleh makan, minum, hubungan suami Istri di siang hari, juga tidak boleh berbicara. Makhluk Allah lain pun berpuasa seperti  ayam, ular, ulat dan lainnya. Namun tujuan puasa  binatang tersebut sudah tentu berbeda dengan  puasa kita. Jika ayam puasa dengan cara mengeram, tujuannya untuk mendapatkan keturunan. Ular berpuasa  dengan cara  ganti kulit, tujuannya agar kulitnya kebal dari tusukan duri dan kerikil tajam . Ulat berpuasa dengan cara berubah menjadi kepompong dan kupu-kupu, tujuannya supaya terlihat indah. Maka puasa ramadhan  bagi umat Islam, tujuannya supaya menjadi Insan kamil (manusia sempurna)  dan manusia sempurna itu adalah mereka yang menyandang predikat muttaqin atau dalam Al-Qur’an disebut La’allakum Tattaqun.
 
 

Satu – satunya nama bulan yang secara jelas terdapat dalam Al-Qur’an dan bulan diturunkannya Al-Qur’an sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al -Baqarah ayat 185“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil ”. Adapun mengenai turunnya Al-Qur’an menurut para Ulama, Imam Ibnu Ishaq, turunnya Al-Qur’an adalah pada tanggal 17  bulan Ramadhan  tahun 41 dari kelahiran Nabi SAW. 

 

 Kemenangan besar yang diperoleh Rasulullah SAW bersama kaum Muslimin dalam perang Badar Al-Kubra (besar) yang membangkitkan semangat juang umat Islam untuk maju. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Anfal 41“ JIka kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba kami (Muhammad) dihari Furkan yaitu dihari bertemunya dua pasukan”. Yang dimaksud dengan hari bertemunya dua pasukan adalah pasukan kaum Muslimin dan kaum Musyrikin  dalam perang Badar yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke2 Hijriyah.

 

 Fath Makkah, yakni ditaklukannya kota mekah oleh kaum muslimin. Fathul Makkah artinya pembukaan atau kemenangan kota Makkah, maksudnya adalah kota Makkah yang dulu menjadi pusat pemerintahan dan pusat kegiatan kaum Kafirin Quraisy telah dibuka dan dimenangkan kaum muslimin. Kota Makkah kemudian menjadi kota yang penuh perdamaian dan kotanya kaum muslimin, Ka’bah kemudian menjadi kiblatnya kaum muslimin. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT surat Al – Fath ayat 1-3 “ Sesengguhnya kami telah memberikan padamu kemenangan yang yang nyata. Supaya Allah memberi  ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus. Dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak)”.     

 

Terdapat malam lailatul Qadar (malam yang agung) yang mempunyai nilai ibadah lebih baik dari seribu bulan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Qodr ayat 1-3“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Qodar. Dan tahukah kamu apakah malam kemulian itu ?  Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan”.

 

 Diangkatnya Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT ketika ia sedang berkhalawat di Gua Hira. Hal ini dibuktikan dengan turunnya ayat Al-Qur’an surat Al-‘Alaq ayat 1-5 “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan mulah yang maha mulia. Yang telah mengajarkan (manusia) dengan pena. Dia telah mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”.

 

Dilimpahkan dan dilipatgandakannya pahala yang sangat tinggi oleh Allah SWT terhadap orang yang melakukan ibadah dan amal soleh pada bulan ini. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya yang artinya:“Andai kata manusia mengetahui kebaikan-kebaikan yang ada pada bulan Ramadhan, mereka akan mencita-citakan Ramadhan setiap tahun.”Bahkan dalam keterangan lain bighairi hijab (tanpa ada penghalang) keterangan lainnya bighairi hisab tanpa dihitung balasan kebaikannya.

 

 Dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka (meskipun dalam arti kiasan). Sabda Rasulullah SAW :“Pada bulan Ramadhan ini pintu-puntu neraka ditutup, berhentilah hingga berakhirnya bulan Ramadhan.” (HR. Ahmad dan an-Nasa’i). Dalam keterangan lain setan-setan di belenggu, maksud arti kiasan ini adalah: Pada bulan Ramadhan manusia lebih banyak taatnya kepada Allah SWT ketimbang manusia yang melakukan maksiat.

 

 Menjadi kafarat terhadap dosa-dosa sampai Ramadhan berikutnya sepanjang dosa-dosa terjadi antara salat fardu ke fardu dan dari jumat ke jumat berikutnya. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi SAW yang diriwayatkan Muslin yang artinya : “Salat lima waktu, jumat ke jumat, Ramadhan ke Ramadhan adalah kafarat diantaranya selama tidak melakukan dosa-dosa besar.”

 

Orang yang berpuasa dengan penghayatan yang mendalam di bulan Ramadhan diberikan ampunan atas segala dosanya. Sabda Rasulullah SAW diriwayatkan Ahmad dan Ashab as-Sunah yang artinya:  “Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan, betul-betul karena iman dan berharap ridha Allah, dosa-dosanya yang terdahulu akan diampuni Allah SWT.”

 

Mengingat bulan ramadhan bulan suci, mulia dan agung, dibanding dengan bulan-bulan yang lain,  maka para ulama memberikan nama  bulan Ramadhan dengan nama- nama sebutan yang baik,  diantaranya:

 

Syahr Allah (bulan Allah) dan Syahr  Al-Qur’an (bulan diturunkannya Al-Qur’an).  karena Allah SWT memberikan pahala yang besar bagi orang yang melakukan kebaikan didalamnya. Dan menurunkan Al-Quran sebagai petunjuk dan penjelas serta pembeda antara yang baik dan yang buruk (furkan). Syahr  Rahmah (bulan yang penuh nikmat dan limpahan rahmat) karena pada bulan ini Allah SWT memberikan nikmat dan karunia yang berlipat ganda. Syahr an-Najah (bulan pelepasan diri dari siksa neraka) atau iqkun minnan nar (terbebasnya manusia dari api neraka.  Syahr al-jud (bulan kedermawanan) karena pada bulan ini dianjurkan agar lebih banyak memberikan bantuan kepada orang lain, terutama fakir miskin.  Syahr al-Muwasah (bulan yang memberikan pertolongan kepada orang yang berhajat).  Syahr at-tilawah (bulan membaca A-Qur’an)atau bulan yang baik untuk tadarus membaca Al-Qur’an.Syahr as-Sabri (bulan latihan bersabar atas penderitaan dengan rela hati).  Syahr al-Maghfiroh (bulan tempat Allah SWT melimpahkan ampunan kepada hamba-hambaNya yang bertaubat). Syahr as-Syiam (bulan puasa,yang setiap muslim wajib melaksanakannnya kecuali uzur).

 

Syahr al-‘id (bulan yang akhirnya disambut dengan hari raya). Dan masih banyak sebutan nama baik lainnya. Wallahu a’lam.

 


Tags:

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website