PDM Kota Bogor - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Bogor
.: Home > Artikel

Homepage

Peran dan Tugas Manusia di Muka Bumi

.: Home > Artikel > PDM
07 Mei 2013 23:24 WIB
Dibaca: 51549
Penulis : Madropi, Drs.

PERAN  DAN  TUGAS  MANUSIA  DI  MUKA  BUMI

Oleh : Drs. Madropi

 

Manusia  adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna di bandingkan dengan makhluk -makhluk lainnya,kesempurnaan manusia karena Allah telah menganugrahkanNya  akal pikiran yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya, begitulah Allah memuliakan manusia.

                Kalau saja kita diperkenankan memilih, tentu kita akan memilih hidup di syurga saja, tidak ada beban dan tidak ada  tugas, nikmat sepanjang masa.Tetapi ketentuan Allah berlaku bagi ciptaanya. Manusia diciptakan dan ditentukan harus melalui proses perjalan hidup yang panjang dan berliku. Satu proses hidup yang harus dilalui adalah hidup di dunia. Mau jadi apa di dunia manusia harus berusaha. Posisi manusia ditentukan oleh pikirannya. Muhammad Al-Gozali menyatakan. “Anda adalah hasil dari kreatifitas pemikiran anda”. Baru nanti ditentukan di syurga atau di neraka, tergantung siapakah  yang  paling baik amalnya (ayyukum ahsanu amala). Mengapa harus hidup di dunia? karena Allah mempunyai maksud dan misi. Manusia diciptakan bukan untuk main-main. Allah berfirman dalam QS AL-MU’MINUN ,23:115

Artinya: “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan  dikembalikan kepada Kami ?

                Atas dasar misi tersebut, Allah menilai manusia sejauh mana bisa mengimplementasikannya dalam bentuk tugas dan tanggung jawab. Dengan demikian, manusia telah mengambil peran yang pasti dalam hidup, sehingga tidak masuk kategori statemen Allah “main-main”.

Peran dan tugas pokok utama manusia di muka bumi adalah:

1.       Manusia sebagai a’bid; artinya hamba Allah, sebagai hamba Allah dimuka bumi memiliki tugas untuk mengabdi atau beribadah kepadaNya. Sebagaimana firmannya Q.S.Adz Dzaariyat, 51: 56:

“Wa maa khalaqtul jinna wal insa illa liya’buduun.”

Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”

Dan firman Allah Q.S.Al – Bayyinh ayat 5:

“wamaa umiruu illa liya’budullaha mukhlisiina lahuddin ”

Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya ”

 

Semua kehidupan manusia bertumpu untuk mencerminkan kepercayaan  “ Tauhid” dalam hidup dan kehidupan manusia, dalam wujud dan bentuk bidup dan kehidupan yang semata - mata untuk beribadah kepada Allah SWT. Dalam arti yang luas dan penuh, seperti makna pengertian ibadah dalam islam, “ibadah adalah Taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan mengamalkan yang di izinkan-Nya. Ibadah dibagi kedalam dua bagian, yaitu:

a.       Ibadah khusus (makhdah) ialah apa yang telah ditetapkan Allah  perinciannya, tingkah dan tatacaranya tertentu. Contoh shalat, zakat, puasa, haji.

b.      Ibadah umum (ghairo makhdah)  ialah segala amalan yamg di izinkan oleh Allah SWT. termasuk segala  aktivitas manusia mengandung unsur ibadah, bila diniatkan dengan ikhlas karena Allah SWT.

Hal ini tercermin dalam hidup kita,pada saat hendak melaksanakan shalat.”Sesungguhnya shalatku ,ibadahku,hidupku,dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam.Tiada sekutu bagiNya,dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama kali menyerahkan diri(kepada Allah”.Q.S.Al An’aam 162-163.

2         Manusia sebagai khalifah; artinya pemimpindi muka bumi.

Bila direnungkan dengan mata batin yang mendalam, kemudian dipakai daya nalar dengan pikiran yang tajam, akan disadari betapa kehadiran manusia di muka bumi ini bukanlah atas kemauan sendiri, melainkan merupakan kreasi terindah dari Al Khalik. Manusia dilahirkan sebagai khalifah, yang harus mampu mengubah dunia menjadi “Alam abdiyah yang terang benderang” karena peran manusia sebagai rahmatan lil ’ alamin.

Kehadiran manusia dimuka bumi harus memberi manfaat bagi lingkungan, menjadi regulator, memberi kesejukan dan menyejukan arah kehidupan yang terang benderang (Q.S. Al Ahzab,3 : 46).

 

Allah SWT menciptakan langit dan bumi bukan tanpa maksud (iradah). Diciptakan bumi dan isinya untuk manusia. Bagaimana manusia mampu mengelola dan mendapatkan manfaat, di situlah letaknya tantangan bagi manusia. Ketika seseorang mampu menyelesaikan tantangan dan merobah sesuatu menjadi lebih baik serta melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan umat manusia, maka dialah yang layak mendapatkan penilaian terbaik dari Allah sebagaimana dalam Q.S.Al Kahfi, 18: 7, yang artinya: “Sesungguhnya  Kami  telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya. Kami menguji mereka, siapakah yang terbaik diantara mereka (perbuatannya).”

 

Agama islam berisi ajaran yang mendorong dan membangkitkan semangat inovatif bagi pemeluknya. Mengubah yang statis menjadi dinamis, terus bergerak maju memberantas kebodohan dan mengikis keterbelakangan. Karena itu seorang muslimyang berhasil dan sukses bukanlah mereka yang sanggup memikul tanggung jawab kepada keluarga semata. Muslim yang sukses adalah orang yang hidupnya produktif, mampu menggerakan lingkungan tempat tinggalnya untuk maju, dan keberadaannya bermanfaat bagi masyarakat/lingkungan (rahmatan lil ‘ alamin).

 

Tidak ada amal yang patut diacungi jempol di dunia, selain sikap tanggap dan cepat bertindak di saat orang lain memerlukan pertolongan. Tidak ada pekerjaan yang bisa menyelamatkan dan dibanggakan di akhirat kecuali pekerjaan yang dilakukan dengan ikhlas. Responsif adalah ciri khas dari akhlak Rasulullah. Keteladanan dan langsung turun kebawah adalahkepribadian Rasullulah. Pepatah menyatakan: Lisanul haali afshahu min lisaanil maqaal (berbuat nyata lebih membekas di hati daripada kata -kata). Beliau sangat tegas terhadap penyimpangan, tetapi disampaikan dengan santun dan dengan tutur kata yang lemah lembut. Beliau penuh kasih sayang terhadap sesama, memberikan pujian kepada orang yang berprestasi dan berbuat baik, mencela orang yang berbuat aib dan merusak tatanan.

 

Manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi mempunyai tugas menjaga keseimbangan dan ekosistemnya,tidak boleh membiarkan terjadinya kerusakan dan kehancuran.

Sebagai pemakmur,manusia dalam melaksanakan tugasnya.perlu pengenalan dan penguasaan ilmu pengetahuan berupa :

a.       Mengenal bumi yang menjadi lingkungan wilayah yuridisnya.

b.      Mengenal dan menggali rahasia-rahasia alam dan hukum yang ada di balik alam (takdir) dan hukumAllah yang tersembunyi (sunatullah).

c.       Menjaga dan memelihara bumi dari kerusakan termasuk pencemaran lingkungan.Sebagai khalifah ,manusia bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup di muka bumi.Oleh karena itu setiap manusia agar tidak kehilangan jati dirinya wajib menyingsingkan lengan untuk mengelola, memakmurkan bumi sekaligus melestarikannya.Firman Allah.”Dia telah mencitakan kamu dari bumi(tanah)dan menjadikan kamu pemakmurnya.Karena itu mohonlah ampunannya,kemudian bertobatlah kepadaNya.Sesungguhnya Tuhanku amat dekat(rahmatNya)lagi memperkenankan(do’a hambaNya).Q.S.Hud 61

 

Bogor, 04 April 2013

       (Madropi)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori :

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website