PDM Kota Bogor - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Bogor
.: Home > Artikel

Homepage

Wahyu dan Informasi

.: Home > Artikel > PDM
19 Januari 2013 22:13 WIB
Dibaca: 2084
Penulis : Taufik Tirkaamiasa, S. Kom.

WAHYU dan INFORMASI

       Orang bilang saat ini era informasi. Siapa yang menguasai informasi, dialah yang menguasai dunia. Harun Yahya ilmuwan Mesir, telah mematahkan teori lama  --teori materialisme-- bahwa suatu  makluk hidup hanya terdiri dari materi dan energi saja.  Menurutnya, suatu benda terdiri dari materi,energi dan informasi.  Informasi inilah hal yang sangat penting, yang dapat mengungkap esensi di balik sekedar materi.

       DNA, siapa yang tidak pernah mendengarnya? Menurut para ilmuwan, tubuh kita tersusun atas trilyunan sel yang masing-masing mempunyai DNA tersendiri, semua fungsi tubuh kita terekam dalam DNA. Semua sel hidup berfungsi berdasarkan informasi genetis yang terkodekan pada struktur rantai heliks ganda DNA. Sel-sel tubuh kita menggunakan kode protein yang tertuliskan pada DNA untuk memproduksi protein-protein baru. Informasi yang dimiliki DNA begitu besar, jika dituliskan dalam sebuah buku maka akan memakan tempat lebih dari setengah juta ensiklopedia dari halaman awal hingga akhir. DNA kini difahami bukan hanya semata tersusun atas materi --nukleotida dan ikatan-ikatan kimianya atau  atom dan molukelnya-- namun yang lebih penting adalah informasi.

        Sebuah materi yang bernama buku tidak hanya tersusun atas kertas-kertas yang dijilid, tetapi informasi dari buku tersebutlah yang membuat bernilai.  Informasi yang terkandung di dalamnyalah yang membedakan antara Al Qur’an, ensiklopedia dan sekedar buku biasa yang abjadnya sembarang tidak tersusun, K L F H J U T R J O P L E I Y  S A.

          Terhadap informasi dari sesama manusia, kita perlu tabbayun (cek & recek) akan kebenarannya. Tetapi terhadap Al Qur’an yang kebenarannya dijamin Allah SWT. masihkah kita menyangsikannya ? Allah berfirman dalam QS. Al Baqarah : 2                                                                     

“Kitab Al Qur’an ini tidak ada keraguan padanya : petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (QS. Al Baqarah : 2)

     Yang dimaksud taqwa dari ayat tersebut diatas adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya ; jadi taqwa tidak diartikan sekedar takut saja. Bila demikian apakah kita percaya dan mengamalkan wahyu Allah (Al-Qur’an) sebagian-bagian? Dipilih-pilih sesuai dengan yang kita sukai saja ? Yang enak dan menguntungkan sesuai selera ? Ataukah secara keselurahan/kaffah?

          Pada permulaan Islam bangsa Arab adalah bangsa yang buta huruf, cuma sedikit sekali yang bisa membaca dan menulis, mereka belum mengenal kertas sebagaimana kertas digunakan sekarang. Barangkali karena itu logika akalpun sulit menerima kebenaran wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw.Tetapi saat ini teknologi informasi berkembang sangat cepat, melalui media TV, telpon, HP, dan internet kita dapat meng-cross-checkkebenaran peristiwa di suatu tempat hanya dalam hitungan menit bahkan detik.           

           Apakah perkembangan itu semua tanpa arti ?. Bukankah HP nyata-nyata wireless/tanpa kabel?  Dan melalui HP kita berkomunikasi kemana-mana. Rincian percakapan, tempat kita bercakap, lamanya, tanggal dan harinya, lengkap hingga detiknyapun semua dapat terekam, dapat tercetak dan  --jika menggunakan kartu pasca bayar--  dapat dimintakan total tagihan pembayarannya. Komisi Pemberantasn Koruipsi/KPK tidak sedikit menangkap para koruptor dengan menggunakan bukti awal berupa  ‘rekaman’ percakapan di telpon pada saat para koruptor melakukan transaksi/percakapan korupsi.

Bukankah itu semua hanya melalui media udara dan seperangkat alat telekomunikasi ?

Bila yang demikian saja manusia bisa, bukankah berarti tidak sulit bagi Allah merekam / mencatat segala amal perbuatan baik-buruk manusia dengan sangat teliti ? Juga pembalasannya ?

Belajar dari analogi TV, kamera, dan video, dengan teknologi itu manusia dapat merekam berbagai macam momen. Momen pernikahan, wisuda atau musibah tsunami Aceh, banjir terbesar Jakarta tahun 2007 dan kejadian-kejadian lainya yang sudah terjadi beberapa tahun lalu, kini dapat diputar kembali kapanpun kita mau.

Bukankah ini gambaran bahwa Allah-pun akan sangatmudah merekam, memutar danmemperlihatkannya kembali kepada kita ? Tidak khawatirkah kita melihat rekaman segala perilaku kita ? Bukankah pencatatan dan perekaman semuanya akan sangat  teliti dengan konsekwensinya  masing-masing? Jadi tunggu kapan lagi,  kita akan jujur hati, jujur fikiran dan jujur perilaku ? Dan mengapa kita tidak segera mencontoh perilaku dan akhlak Rasulullah yang sesuaidengan Wahyu Illahi (Al-Qur’an)  ?

Allah telah memberikan pedoman untuk kebaikan dan kepentingan yang sesuai dengan fitrah manusia, berupa wahyu-wahyu-Nya yang diturunkan kepada Nabi-Nabi Allah.  Wahyu Allah yang terakhir sebagai penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya, yakni Kitab Suci Al- Qur’an diturunkan kepada  Nabi terakhir - Muhammad saw - (QS. Al-Ahzab : 40).

 

 
 

 


Al-Haqqu min Rabbikum

 

 
 

 

Untitled Document
Nama
Email
Jenis Kelamin
Komentar
 
   


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori :

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website