PDM Kota Bogor - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Bogor
.: Home > Artikel

Homepage

PERAN GURU DALAM PERADABAN MANUSIA

.: Home > Artikel > PDM
16 Januari 2021 02:58 WIB
Dibaca: 406
Penulis : Teddy Khumaedi *)

Baru saja masyarakat Indonesia merayakan Hari Guru Nasional (HGN) yang diperingati setiap tanggal 25 November, rakyat Indonesia merayakan hari guru nasional sebagai penghargaan terhadap sosok guru yang telah banyak berjasa karena guru merupakan salah satu profesi yang memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.    
 
Guru ibarat lentera penerang ditengah kegelapan bagi seorang manusia yang disebut murid. Tanpa hadirnya seorang guru yang setia mendidik dan mengajarkan kebajikan seorang manusia tak akan pernah tahu arti kehidupan yang sesungguhnya.
 
Guru adalah pahlawan tanpa jasa yang kan selalu dikenang disetiap masa, psikolog Pearson mengingatkan bahwa orang-orang biasa bisa menghadirkan kehidupan luar biasa apabila mampu mendayagunakan "the power of mythic archetypes", yakni mitos tentang pola dasar (archetype) kepahlawanan dalam diri. Dalam pepatah mengatakan “Pengalaman adalah Guru Terbaik dalam kehidupan”. Begitu besarnya jasa seorang Guru bagi setiap murid, tak akan pernah terlupakan sepanjang hidupnya.
 
Menjadi seorang pendidik (guru) merupakan pilihan hidup bagi siapa pun yang telah siap seratus persen untuk mengabdikan hidupnya dalam membantu ikut mencerdaskan generasi bangsa. Diawal masa kemerdekaan bangsa Indonesia profesi pendidik khususnya guru bukanlah profesi yang menjanjikan dalam menatap masa depan, telah banyak diceritakan dan diberitakan kisah sedih penderitaan dan keprihatinan seseorang yang berprofesi menjadi guru honor di berbagai daerah yang tak berujung menemukan kebahagiaan sampai tiba masa akhir perjalanan hidupnya sebagai guru honor.
 
Sejatinya menjadi seorang guru senantiasa harus selalu membutuhkan kesabaran dan keikhlasan tingkat tinggi dalam mendidik dan mengajar siswa-siswi di sekolah. Bermacam karakter anak didik yang berasal dari latar belakang yang berbeda menjadikan suasana ruangan kelas terkadang menjadi tidak kondusif dan cenderung ramai tidak karuan, karakter dari kesabaran dan keikhlasan seorang guru sangat sekali dibutuhkan pada saat situasi seperti itu.
 
Karakter seorang guru yang telah menjiwai profesinya sebagai seorang pendidik harus senantiasa memiliki jiwa dan ruh ikhlas dalam pengabdian tanpa pamrih semata hanya ibadah karena Tuhan Yang Maha Esa. Karena hakikatnya karakter mendidik sudah merupakan bawaan manusia yang telah dicontohkan utusan Tuhan yaitu para Nabi, mulai dari nabi Adam dan Siti Hawa hingga nabi terakhir zaman  umat islam yaitu nabi Muhammad Saw.
Bahkan nabi Muhammad sendiri ketika mendapatkan wahyu pertama dari Allah Swt melalui malaikat Jibril dengan proses membaca yang merupakan salah satu metode pengajaran yang seringkali digunakan oleh guru dalam mengajarkan siswa dalam membaca ketika awal pertama kali menjadi seorang murid.
 
Guru merupakan manusia pilihan selalu senantiasa memiliki hati yang tulus dalam mengorbankan waktu dan seluruh pemikirannya demi sesuatu yang memberikan dampak besar bagi seorang manusia yang biasa disebut murid dalam mengarungi kehidupannya dimasa depan.
 
Guru merupakan lentera kehidupan bagi setiap manusia ketika dimana manusia tersebut dalam proses menuju remaja menjadi dewasa lebih ingin tahu akan segala sesuatu daripada sebelumnya, guru diumpamakan sebuah lilin yang terus rela menyala menerangi jalan kehidupan bagi seorang murid meskipun harus berkorban waktu, harta dan nyawa sekalipun demi melihat anak didiknya sukses dikemudian hari.
 
Guru selalu mendoakan muridnya untuk menjadi lebih baik dan lebih hebat dibandingkan dirinya sendiri agar kelak pengabdiannya tidak sia-sia dan lebih berharga dimana-mana bermanfaat bagi sesama. Dalam nafas setiap guru selalu teriring ribuan doa-doa tulus nan ikhlas bagi setiap muridnya, kelak mereka akan menjadi penerus bangsa, perekat umat, dan penjaga serta pembela Negara. Dimana pun guru berada, di Negara mana ia tinggal, guru akan selalu menjadi cahaya penuntun menuju kebahagiaan masa depan bagi setiap muridnya begitu besar jasa guru bagi peradaban manusia di dunia ini.
 
Namun jasanya tersebut kadang tak pernah sebanding dengan pengorbanannya, tak sedikit pula tindakan aniaya yang dilakukan murid terhadap gurunya hanya disebabkan hal sepele murid melaporkan guru ke polisi akibat karena terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi. Bahkan di zaman sekarang ini banyak pula murid yang tega menghabisi gurunya disebabkan kena teguran sang guru akibat terlambat masuk kelas dan nilai tidak sesuai yang di inginkan, begitu miris dan memprihatinkan lika-liku kehidupan dan perjuangan seorang guru dalam mengabdikan hidupnya di dunia pendidikan. Pepatah Arab berbunyi “Kalaulah manusia tidak mau belajar ilmu pengetahuan, maka akan seperti Binatang”.
 
Maka sudah seharusnya manusia selalu bersyukur karena dengan atas bimbingan dan didikan seorang guru lah manusia mampu mengetahui semua yang ada di muka bumi ini. Dengan membaca dan memahami apa yang telah diajarkan guru pada murid, itu semua adalah kunci untuk mengarungi kehidupan bagi seseorang yang sedang dalam proses remaja menuju dewasa dan akhirnya menuju usia senja.
Sungguh luar biasa kalau lah setiap manusia mau merenungi apa yang telah dilakukan dan diberikan oleh setiap guru merupakan sesuatu yang tak akan pernah ternilai harganya bahkan tak akan pernah tergantikan selama hidup kita. Sosok guru adalah gambaran malaikat yang berwujud manusia yang sengaja diutus Tuhan untuk membuka tabir kebodohan setiap manusia dalam mengarungi dan melewati kerasnya kehidupan di dunia ini. Dan andai kata profesi pendidik khususnya guru bukanlah takdir Tuhan bisa dipastikan manusia yang menjalaninya akan merasa tersiksa dengan profesi itu, karena bukanlah keberkahan yang dicari melainkan materi.
 
Namun ribuan orang bahkan jutaan manusia yang menjadi orang hebat dan sukses pasti pernah mendapatkan sentuhan pendidikan dan pengajaran dari seorang guru sekalipun guru tersebut tidak pernah meminta balas jasa kepada mantan muridnya betapa mulianya pengabdian seorang guru jasa mu tiada tara.
Akan tetapi setelah dua tahun masa krisis pandemi berlalu aktivitas guru belum sepenuhnya berjalan normal sebagaimana mestinya karena pemerintah sampai saat ini masih memberlakukan kebijakan pembelajaran disekolah hanya 50% boleh pertemuan tatap muka (luring), kebijakan ini tentunya sangat berdampak terhadap kualitas pendidikan dan pengajaran yang dirasakan oleh murid. Sebagian orangtua murid pun banyak mengeluhkan kondisi anaknya yang tidak terkontrol ketika sedang melakukan pembelajaran online (daring) dikhawatirkan terpengaruh oleh sesuatu yang berbau negatif dari berita dan aplikasi online.
 
Secara tidak langsung peran ini kembali lagi menjadi perhatian penting dan sepenuhnya jadi tanggungjawab guru di sekolah begitu besarnya tanggung jawab guru bagi muridnya baik selagi murid berada disekolah dan sekalipun murid sedang berada diluar lingkungan sekolah. Namun hal ini tidak sebanding dengan penghargaan dan penghormatan yang diberikan oleh pemerintah dan wali murid atas segala bentuk jerih payah dan usaha yang dilakukan guru sungguh ironis dan menyedihkan, faktanya masih banyak di berbagai daerah informasi terkait kondisi guru honor yang masih harus berjuang melintasi lautan, memasuki hutan belantara dan mendaki terjalnya bukit pegunungan demi menunaikan tugas pendidikan dan pengajaran di sekolah tertentu yang masih jauh dari perhatian pemerintah daerah tersebut.
 
Pemerintah pusat melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia (kemendikbudristek) sudah seharusnya untuk melalukan terobosan dan inovatif bagi guru yang berada di daerah terpencil dan terbelakang supaya lebih diperhatikan lagi agar semangat dan jerih payah para guru tersebut tidak menjadi sia-sia dikarenakan terlalu banyaknya halangan dan rintangan yang dapat menghambat proses penyampaian pendidikan dan pengajaran bagi muridnya.
 
Salah satunya adalah memaksimalnya konektivitas jaringan internet gratis secara menyeluruh ke berbagai penjuru wilayah Indonesia agar proses pembelajaran secara daring dapat berjalan sesuai yang diharapkan semua pihak khususnya guru dan wali murid,  dan hal ini akan menjadi bukti nyata bahwa Negara Indonesia telah siap untuk menghadapi tantangan pembelajaran berbasis online.
 
Semoga dengan peringatan hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November Peranan Guru dalam membangun Peradaban Manusia mendapatkan penghargaan yang lebih pantas lagi dari pemerintah.

 

*) Penulis adalah

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) Institut Ummul Quro Al-Islami (IUQI) Bogor     

 


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori :

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website