PDM Kota Bogor - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Bogor
.: Home > Artikel

Homepage

Refleksi Akhir Tahun 2022

.: Home > Artikel > PDM
31 Desember 2022 23:11 WIB
Dibaca: 309
Penulis : Drs. Madropi, M. Pd (Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bogor)

Tidak terasa bergantinya waktu dari detik kemenit, ke-jam, ke-hari, ke-minggu, ke-bulan, sampailah kita pada tahun 2023 dengan usia ke sekian tahun. Banyak orang mengatakan bertambahnya tahun berarti bertambahlah usia, padahal esensinya justru kontrak hidup di dunia semakin berkurang dan usia semakin pendek.

     Syaidina Umar Bin Khatab berkata"

حا سبوا انفسكم قبل ان تحا سبوا

Artinya: "Adakan perhitungan didalam diri kamu, sebelum diperhitungkan dihadapan Allah SWT".

     Dimaksud perhitungan adalah muhasabah, intropeksi mawas diri. Apakah hidup kita lebih banyak amal kebaikannya ? Atau sebaliknya justru keburukan. Apakah waktu yang Allah telah berikan lebih banyak dipergunakan untuk kebaikan, hal yang bermanfaat bagi diri dan umat dimasa akan datang? Atau justru kita lalai banyak waktu terbuang sia-sia tidak berguna. Andaikan saat ini dipanggil yang maha kuasa Allah SWT, sudahkah cukupkah bekal untuk menghadapNya? Sudah siapkah menghadapi pemeriksaan malaikat Munkar dan Nakir didalam kubur. Menghadapi yaumul ma'syar pada saat Allah bangkitkan kembali. Menghadapi yaumul hisab pada saat amal perbuatan diperlihatkan dan diperhitungkan. Menghadapi yaumul Mizan pada saat amal baik dan buruk ditimbang. Menghadapi yaumusshirat, pada saat melewati jembatan shiratol Mustaqim untuk selanjutnya menuju surga atau neraka.

     Jika kalkulasi perhitungan lebih baik dari sebelumnya, maka termasuk beruntung. Sebaliknya jika tahun ini lebih buruk maka termasuk rugi bahkan celaka. Maka tahun akan datang kita bikin plening yang lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya.  Allah SWT berfirman Q.S. al-Hasyar 18  19

     Artinya: "Hai orang-orang yang beriman takwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan terhadap apa yang akan dikerjakan untuk hari esok. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha waspada terhadap apa yang kita lakukan.

Dan janganlah menjadi orang-orang yang melupakan Allah, lalu Allah melupakan mereka. Mereka itulah orang-orang yang fasik". (Q.S. al-Hasyar 18,19)

 

     Prof.Dr. Hamka dalam tafsirnya al-Azhar ketika mengomentari ayat ini mengingatkan, bahwa yang dimaksud "hari esok" adalah kehidupan kebahagiaan dimasa akan datang bukan hanya didunia, tetapi kehidupan kebahagian di Akherat kelak.

     "Jangan melupakan Allah". maksudnya melupakan segala apa yang diperintah Allah dan Rasulnya dan melupakan segala yang dilarangnya, jika kita dapat mengamalkannya, pasti Allah pun tidak akan melupakan kepada hambanya, bahkan akan senantiasa membimbing mengarahkan serta menunjukan pada jalan yang benar jalan yang diridhainya. Sebaliknya jika melupakan perintah dan laranganNya maka Allah akan membiarkan hambanya belaku sewenang-wenang sesuai kehendak,  kemauan sendiri, maka jadilah orang yang fasik. "Fasik". Artinya tahu hukum tetapi tidak melaksanakannya.

     Al-Quran mengingatkan, bahwa untuk mencapai kebahagian dunia dan Akherat manusia harus meraih takwa, karena takwa merupakan gelar tertinggi serta predikat termulia bagi manusia di hadapan Allah SWT. DR. Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya "Tarbiyah Ruhiyah" menyebutkan, ada 5 cara jalan menuju  takwa:

 

1. Mua'hadah. Artinya mengingat kembali janji manusia dengan Allah.

     Pada saat Allah menciptakan manusia, Allah SWT berfirman:

الست بربكم قالوا بلى شهدنا

Artinya: "Bukankah aku Tuhan mu ?  Mereka menjawab; Betul kami bersaksi". Dari kesaksian ini ada 2 janji manusia dengan Allah yang harus dipenuhi:

A. Janji beribadah untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah sebagaimana firman-nya Q.S. al-Anam 162

" Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah seru sekalian alam".

B. Janji melaksanakan amanah.

"Sesunggunya Allah tawarkan amanah itu pada langit, bumi dan gunung,  namun semuanya enggan. Dipikullah amanah itu oleh manusia, dan manusia adalah dzalim lagi bodoh" yang dimaksud amanah tersebut di jelaskan dalam surat hud 61 "mengelola dan memakmurkan alam semesta".

2. Muroqobah. Artinya merasa dekat dan merasa diawasi Allah.

Apa yang manusia sembunyikan serta tampakan maka Allah maha mengetahuinya. Bahkan tak ada satupun daun dimuka bumi yang jatuh, setetes air ditengah lautan luas yang hilang, sebutir pasir yang bergerak dan hilang di tengah hamparan padang pasir, bahkan apa yang terbesit pada hati dan pikiran manusia didunia kecuali Allah maha mengetahuinya

3. Muhasabah. Artinya Introfeksi melakukan evaluasi pada diri masing-masing tentang kehidupan yang telah dijalani  sambil menghitung amal perbuatan yang telah dilakukan apakah lebih baik atau sebaliknya.

4. Mua'qobah. Artinya: Pemberian sangsi.

     Untuk meningkatkan kwalitas amal diperlukan sangsi, seperti pada saat Rasulullah keasikan menanam kurma, kemudian Rasulullah memberikan sangsi dengan mengucapkan; "sebagian dari hasil kurma akan dishadakahkan di jalan Allah". Begitu pula seharusnya apabila kita lalai melaksanakan perintah Allah dan rasulnya di perlukan sangsi. Misalnya kesiangan shalat subuh, sangsinya besok akan datang shalat subuh ke masjid lebih awal dari jamaah lainnya.

5. Mujahadah. Artinya: Sungguh-sungguh.

     Untuk meraih kebahagian dimasa akan datang diperlukan kesungguhan, perkerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh insya Allah hasilnya baik, tetapi sebaliknya pekerjaan yang dilakukan asal-asalan hasilnya juga tidak akan memuaskan, pribahasa mengatakan" man jadda wajadda" Artinya: Siapa yang sungguh-sungguh akan berhasil".Allah SWT berfirman:

والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا وان الله لمع المحسنين

Artinya: "Dan orang-orang yang berjuang dijalan Kami, pasti Kami tunjukan jalan pada mereka jalan kami, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berlaku baik". (Q.S al-Ankabut 69)

 

 

 

 

 

 

 


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori :

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website