Da'i Muhammadiyah Kota Bogor Diingatkan Ancaman Radikalisme dan Kebangkitan PKI
Dibaca: 217
Gerakan Radikalisme tidak berhenti pasca Reformasi 98. Gerakan ini berpotensi melakukan terorisme yang mengganggu stabilitas nasional. Di sisi lain potensi munculnya kembali faham komunisme masih berstatus bahaya laten mengancam eksistensi Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah bangsa.
"Kondisi sekarang sejak Reformasi 98 kegiatan radikalisme tidak berhenti. Kondisi ini memerlukan perhatian pemerintah," kata Marsma TNI (Purn) Suwandi Miharja ketika mengisi Baitul Arqam Mubaligh Kader Da'i, Muhammadiyah Kota Bogor, Sabtu (9/4/2022). "Faham radikal terus berkembang," jelasnya.
Suwandi mengatakan, radikalisme merupakan faham yang menginginkan perubahan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan kekerasan.
"Faktor pemicunya dari eksternal di antara faktor politik hegemoni pengaruh dan kekuasaan. Teknologi: media sosial dengan konten bebas. Faktor internal di antaranya pemahaman keagamaan yang keliru, kebijakan pemerintah yang diskriminatif, penegakan hukum lemah," paparnya.
Dalam menghadapi radikalisme, kata Suwandi memperkuat pemahaman Islam moderat (NU dan Muhammadiyah). "Reformasi pengajaran agama untuk mencegah penyebaran ekstrimisme agama," jelas Suwandi.
Suwandi juga mengatakan, kondisi Palestina bisa dilihat dari dua sisi terkait isu radikalisme. "Kalau dilihat warga Palestina mereka pejuang, sedang Israel menganggap mereka radikal," ungkapnya.
Selain itu, kata Suwandi ada indikasi kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) di antaranya adanya tuntutan pencabutan TAP MPRS/XXVI/1966.
"Pencabutan pelajaran pemberontakan PKI dalam kurikulum sejarah Indonesia, penghentian pemutaran Film G30S/PKI dari TVRI, penghapusan litsus bagi calon PNS dan pejabat, anak PKI masuk lembaga negara, kerja sama parpol dengan Partai Komunis China (PKC)," jelas Suwandi.
Suwandi mengatakan, peran da'i dalam upaya pencegahan radikalisme dan kebangkitan PKI sangat besar. "Para da'i menjadi ujung tombak dalam menyampaikan pemahaman yang benar tentang syariat Islam," pungkas Suwandi. (\Achsin)
Tags: radikalisme, PKI, Baitul Arqam Da;i
Arsip Berita